Kamis, 21 Agustus 2014

Mungkin Aku Terlalu Banyak Berharap..


     Rasanya semua terjadi bergitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong dihatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang tidak aku mengerti.

     Aku menjadi takut kehilangan kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak berada di sampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti butuh oksigen. Napasku akan tercekat jika sosokmu hilang dari pandangan mata. Salahkah jika kamu selalu aku nomor satukan?

     Tapi.... entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku. Perhatianmu tidak seperti perhatianku. Tatapan matamu tidak seperti tatapan mataku. Adakah kesalahpahaman diantara aku dan kamu? Apakah kamu tidak merasakan yang juga aku rasakan?

     Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan air mata untuk kamu? Aku selalu kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin. Meminta izin? Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Tidak :). Hadir dalam mimpimu saja aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya. Apa mungkin? Bisakah? 

     Lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu. Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus namun kau hempaskan dengan begitu bulus. Seberapa tidak pentingkah aku? Apakah aku tidak berharga dimatamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut peraturanmu? Dimana letak hatimu? Aku tak bisa bicara banyak, juga tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak berbicara tentang cinta, jika kau terus tulikan telinga. Aku tak mungkin bisa berkata rindu, jika berkali-kali kau ciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa namamu dalam percakapan panjangku dengan Tuhan, sayang.

     Terlalu banyak pertanyakan yang aku tanyakan pada diriku sampai akhirnya aku muak sendiri, apakah aku tak pantas bersamamu? Terlalu banyak pertanyaan. Aku mencintaimu yang belum tentu mencintaiku. Aku menganggumimu yang belum temtu paham dengan rasa kagumku.

     Aku bukan siapa-siapa dimatamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sebenarnya aku juga ingin tau, dimanakah kau letakan hatiku yang selama ini ku berikan kepadamu. Tapi kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tau soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki hatimu? 

     Mungkin semua memang salahku. Yang menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa menjadikanmu lebih dari teman. salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas kewajaran? Aku mencintaimu tidak hanya sebagai teman, tapi juga sebagai seseorang yang begitu bernilai dalam hidupku. Namun, semua jauh dari harapanku selama ini. Mungkin memang aku terlalu banyak berharap banyak. Akulah yang tak menyadari posisiku dan tak menyadari letakmu yang sunggu jauh dari genggaman tanganku. Akulah yang bersalah karena AKU TERLALU BANYAK BERHARAP.

     Menjauhlah, Aku ingin dekat-dekat dengan kesepian saja. Disana lukaku terobati, disana tak kutemui orang sepertimu, yang berganti-ganti topeng ddengan mudahnya, yang berkata sayang dengan gampangnya. SEBAB, BAGIKU UNTUK SAYANG KEPADA SESEORANG MEMBUTUHKAN WAKTU DAN PROSES YANG LAMA. KARENA AKU TIDAK MUDAH UNTUK JATUH CINTA......




-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar